Kamis, 06 Agustus 2009

Media Penghakiman Massa (KPI Mandul)

Tayangan SCTV yang hingga tanggal 4/08/2009 pada jam prime-time (19:00 s/d 20:30) dengan sponsor minuman “lemon tea” merupakan media baru sebagai penghakiman public terhadap prilaku social yang terjadi di masyarakat. Sungguh diluar kebiasaan etika penyiaran, dimana media TV digunakan sebagai media penghakiman prilaku asusila dan penghakiman norma yang terjadi di masyarakat. Sedangkan pada jam-jam tersebut masih terdapat anak dibawah umur menonton tayangan itu. Sungguh tidak mendidik dan sangat tidak bermoral.
Pada acara tersebut, ditampilkan seorang pemuda yang telah menghamili seorang pacar –nya dan pacar tersebut telah tidur dengan seorang pemuda lain yang ternyata sedang melakukan perselingkuhan dari calon istrinya (pacarnya saat itu). Dan pacar nya tersebut merupakan teman dekat dari gadis yang berselingkuh dengan sang pacar. K ejadian-kejadian ini dilengkapi bukti-bukti rekaman video, telpon dengan narasumber dan saksi serta komentar-komentar audience di studio rekaman tempat acara tersebut serta disiarkan di TV.
Pada acara yang disiarkan secara nasional ini sang mc acara menanyakan kepada si gadis, siapa yang telah menghamilinya hingga usia kandungannya berusia 2 bulan. Dan didepan public si gadis tersebut menunjuk hidung pemuda yang sedang berselingkuh dengannya, bahwa dia adalah ayah dari anak yang berada didalam kandungannya. Tetapi si pemuda tersebut mengaku baru kenal dengan gadis tersebut baru sebulan belakangan terakhir. Sehingga sungguh tidak mungkin hal tersebut terjadi. Akhirnya didatangkanlah pemuda yang merupakan pacar asli dari gadis tersebut.
Didepan public pemuda tersebut diminta untuk mengakui bahwa anak dalam kandungan gadis tersebut merupakan anak-nya. Pemuda tersebut mengakuinya, tetapi gadis tersebut mengaku tidak mengenali pemuda yang telah mengaku telah menghamili gadis tersebut, sungguh merupakan tayangan tidak mendidik dan bermoral. Akhirnya gadis tersebut tersedu-sedan meratapi nasibnya didepan audience studio SCTV disaksikan jutaan pemirsa, termasuk para pemirsa dibawah umur. Di depan public mc meminta si pemuda untuk bertanggung jawab atas kehamilan gadis tersebut, dan langsung saja pemuda tersebut menyatakan bersedia bertanggung jawab. Dan pemuda yang satu lagi yang sedang mempersiapkan pernikahan dengan pacarnya tetapi diketahui berdasarkan acara ini ia telah berselingkuh dengan gadis yang tengah hamil 2 bulan tersebut tersipu malu tidak tahu diri. Dan gadis yang akan dinikahinya mengaku sambil menangis tersedu sedan akan memikirkan kembali rencana pernihahannya dengan pemuda yang melakukan perselingkuhan tersebut. Sungguh SCTV seperti pengadilan agama yang tengah mengadili sebuah kasus asusila yang terjadi di masyarakat.
Sungguh bila Negara kita ini memiliki KPI, komisi penyiaran Indonesia (Negara) yang yang katanya independent, ternyata tidak dapat menjaga mutu siaran media penyiaran Indonesia yang berkembang saat ini. Siaran yang tidak mendidik secara moral seperti ini hingga bisa tayang berkali-kali. Sedangkan prilaku latah yang muncul pada tayangan “bukan empat mata” di Trans-TV berkali-kali di bredel hingga tidak boleh tayang. Terkesan KPI mempunyai kecenderungan dapat dipolitisi, entah lebih jelasnya seperti apa buktinya, tapi buktinya sangat jelas bukan? KPI yang mandul!

1 komentar:

Moes Jum mengatakan...

waduhh .. jadi KPI itu punya power juga to?