Senin, 29 Juni 2009

Soal Visi Pembangunan 20 Tahun Pemkot-DPRD Bogor belum Sepaham

29-06-2009 08:26 WIB

Radar Bogor,
KAPTEN MUSLHAT - PEMBAHASAN rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) cukup alot. Pemkot dan DPRD berbeda pendapat dalam merumuskan visi pembangunan Kota Bogor 20 tahun (2005-2025).

Pemkot menghendaki visi pembangunan jangka panjang yakni ‘kota jasa yang nyaman dengan masyarakat madani dan pemerintah yang amanah.’ Sedangkan DPRD menghendaki visi kota Bogor menjadi ‘kota jasa berwawasan lingkungan dengan mayarakat madani dan pemerintah amanah.’

Keinginan dewan melalui panitia khusus (Pansus) mengubah visi pembangunan jangka Kota Bogor mentok. Sebab, pejabat teras di lingkungan pemkot ngotot agar kata ‘berwawasan lingkungan’ tak masuk dalam visi pembangunan jangka panjang Kota Bogor.

Alasannya, jika kata ‘berwawasan lingkungan’ dimasukkan dalam visi, pembangunan di Kota Bogor tidak akan fleksibel dan cenderung terikat. Pemkot menginginkan kata ‘berwawasan lingkungan’ cukup masuk dalam misi pembangunan jangka panjang.

“Saya melihat pemkot cenderung membuka peluang untuk pembangunan yang mengabaikan aspek lingkungan,” ujar wakil rakyat dari PAN Fauzi Sutopo.

Fauzi menilai, pemkot tidak pro lingkungan. Sebab, orientasi pemkot hanya mencari uang dengan mengabaikan aspek lingkungan. Dia mengatakan, jika visi pembangunan jangka panjang tidak diubah, berarti pemkot sengaja menginginkan pembangunan tidak berwawasan lingkungan.

“Kalau seperti itu, membangun di ruang terbuka hijau dan bantaran sungai tidak masalah sepanjang pemiliknya merasa nyaman,” katanya.
Anggota dewan yang dikenal cukup vokal ini mengatakan, DPRD telah melibatkan tim ahli dari P4W IPB dalam merumuskan rencana strategis pembangunan Kota Bogor. Tapi, usulan P4W terkesan diabaikan.

“Ini adalah pelecehan terhadap P4W. Sebab, pemkot memberikan anggaran kepada P4W sebesar Rp250 juta untuk menyusun rencana strategis, tetapi hasilnya diabaikan. Padahal, kajian itu lahir dari otak akademisi, pemerhati lingkungan dan pemerhati pembangunan,” tandas Fauzi. (rid)
(Redaksi radar Bogor)

Jumat, 26 Juni 2009

rusaknya alam, indahnya prilaku







Alam yang memberikan kehidupan tidak selalu dinikmati dan dihargai sesuai dengan apa yang kita terima kelimpahan berkah keberadaan lingkungan yang manusia nikmati saat ini. Karunia yang mahakuasa ini tidak selalu dipandangsebagai berkah yang berkelanjutan. Manusia hanya melihat sebagai pemamfaatan demi kenyamanan(keuntungan) sesaat.

Sebenarnya manusia melihat alam sesuatu hal yang harus dipelihara untuk keberlangsungan kehidupan selanjutnya bersama mahluk dan penghuni dunia semesta ini yang saling berhubungan.Atas nama keuntungan dan kenyamanan sementara, mereka melakukan pelanggaran ruang.

Begitupun dengan pemerintah yang menjalankan peraturan. Ijin mendirikan bangunan dengan mudah dikeluarkan tanpa melihat dampak yang kemudian yang akan terjadi. Dampak terburuk adalah kerusakan lingkungan, ancaman keselamatan manusia dan mahluk penghuni lainnya. Selain itu dengan diberikannya peluang pelanggaran memberikan contoh kepada pelanggar- pelanggar lain (masyarakat) lain untuk melakukan pelanggaran ruang dan pelanggaran pola ruang yang telah terjadi dan menjadi pembelajaran yang tidak baik dimasyarakat. Pendek kata pemerintah, dalam hal ini pemberi ijin memberikan contoh tidak baik kepada masyarakat untuk ikut melakukan pelanggaran ruang. (bener gha?)

Pelaksana peraturan, adakah sanksi tegas yang telah dijalankan dari peraturan nasional dan daerah mengenai pelanggaran? berbagai anggaran dikeluarkan untuk melakukan kajian atau penelitian untuk membuat aturan-aturan tersebut. tapi adakah pelaksanaan sanki??? duuh apa jadinya negara tanpa aturan dan pelaksanaan, padahal anggaran-anggaran itu sebagian kecil dikeluarkan dari kantong saya dan anda..dalam bentuk pajak-pajak.

Kalau hanya menjadi kertas dokumen atau project yang basi/ tidak menjadi apa-apa juga, trus kemana saja hidup (waktu) kita yang hanya sekali ini, kalau hanya untuk mengerjakan sesuatu hal yang kedepan tidak ada gunanya dan memberikan manfaat kepada penerus, padahal kita senang sekali membuat "penerus"..?

Alam hanya dikorbankan, demi apapun kepentingan itu, untuk di-konservasi, untuk di langgar atau dimamfaatkan demi keuntungan (komoditas). Untuk apa lingkungan harus tetap dikorbankan? Lingkungan tempat hidup manusia akan terus ada, meskipun manusia telah berganti generasi, apakah menjadi "aji mumpung" (hidup cuma sekali)? karena hidup yang hanya sekali dan lingkungan yang tidak dapat langsung merespon, tetapi respon yang tidak langsung dan akan diraih kemudian hari, bencana???? mari menyongsong bencana dan menikmati hidup yang tiada arti..! sungguh indah nya prilaku hidup kita yang hanya sekali ini..dan rusak..

Sabtu, 13 Juni 2009

Ciliwung demam Dang-dut


Melepas lelah dengan berolahraga adalah suatu panduan gaya hidup sehat yang baik...(katanya melepas stress)...
pada kota Bogor berolahraga merupakan salah satu kebutuhan sekunder yang diperlukan..lumayan untuk melepas ketegangan dengan ber-olahraga..

Setelah menegangkan otot-otot yang telah kaku dan keras, dan meringankan beban pekerjaan dan olahraga yang telah rutin dan terjadwal, tidak akan sempurna bila tidak ditambah dengan relaksasi. Relaksasi adalah penurunan kadar ketegangan yang telah di-push sedemikian rupa hingga tegang. Releksasi diperlukan guna menyiapkan kondisi fisik dan psikis untuk kegiatan selanjutnya.

Komunitas yang setiap minggunya mempunyai kegiatan "olahraga" dengan memulung sampah di sungai Ciliwung yang merupakan salah satu sungai kebanggaan kota Bogor (KPC/ Komunitas Peduli Ciliwung). Menggelar dankdutaan dengan nama kegiatan "Tjiliwoeng Bergojang" di 5 lokasi (maunya seeh 7 kalee, tapi hari kelima hujan deres banget..gagal deeh) selama tujuh malam pada daerah sepadan sungai Ciliwung di daerah kota Bogor. Kegiatan ini dimaksud untuk menghibur (relaksasi treatment) para sukarelawan pemulung sungai ciliwung lainnya serta dalam upaya mengenalkan diri & mengajak keterlibatan/ peran serta masyarakat untuk mendukung kegiatan KPC.
Orkes Melayu Gerobak Dorong..atau "Om Gondrong" sengaja didatangkan dari daerah Ciheuleut..untuk menghibur masyarakat sepanjang sepadan Ciliwung wilayah kota Bogor.

Kegiatan ini juga dalam rangka menyambut ulang tahun Bogor yang ke 527 yang jatuh pada tanggal 4 Juni 2009 dan hari lingkungan hidup. hampir setiap malam selama seminggu bersama dinas Cipta karya dan tata ruang kota Bogor turut serta mendukung kegiatan ini. Lokasi putaran kegiatan "Tjiliwoeng Bergojang" yang telah dilakukan antara lain adalah; 1). Belakang Hotel Ririn (lebih tepatnya daerah Pulo Armed/ Ciburial) , 2). Pulo Geulis, 3) Pasar Induk Wr. Jambu, 4)Sukamulya dan, 5)Lebak Kantin.


Tujuan besar KPC adalah mengajak bersama-sama seluruh masyarakat untuk bersama merawat dan menjaga sungai Ciliwung dari ancaman kerusakan sungai menjadi semakin parah di kemudian hari..dengan kegiatan pemulungan sampah setiap minggu-nya dengan lokasi yang telah ditetapkan bersama terlebih dahulu.

Upaya untuk mendorong, dan mengajak bersama masyarakat sekitar sungai ciliwung untuk turut serta membersihkan lingkungan nya dan mengajak mereka turut serta untuk membersihkan sungai Ciliwung perlu di tempuh dengan cara-cara yang mereka sukai dan merasa dekat....goyang mang...