Jumat, 26 Juni 2009

rusaknya alam, indahnya prilaku







Alam yang memberikan kehidupan tidak selalu dinikmati dan dihargai sesuai dengan apa yang kita terima kelimpahan berkah keberadaan lingkungan yang manusia nikmati saat ini. Karunia yang mahakuasa ini tidak selalu dipandangsebagai berkah yang berkelanjutan. Manusia hanya melihat sebagai pemamfaatan demi kenyamanan(keuntungan) sesaat.

Sebenarnya manusia melihat alam sesuatu hal yang harus dipelihara untuk keberlangsungan kehidupan selanjutnya bersama mahluk dan penghuni dunia semesta ini yang saling berhubungan.Atas nama keuntungan dan kenyamanan sementara, mereka melakukan pelanggaran ruang.

Begitupun dengan pemerintah yang menjalankan peraturan. Ijin mendirikan bangunan dengan mudah dikeluarkan tanpa melihat dampak yang kemudian yang akan terjadi. Dampak terburuk adalah kerusakan lingkungan, ancaman keselamatan manusia dan mahluk penghuni lainnya. Selain itu dengan diberikannya peluang pelanggaran memberikan contoh kepada pelanggar- pelanggar lain (masyarakat) lain untuk melakukan pelanggaran ruang dan pelanggaran pola ruang yang telah terjadi dan menjadi pembelajaran yang tidak baik dimasyarakat. Pendek kata pemerintah, dalam hal ini pemberi ijin memberikan contoh tidak baik kepada masyarakat untuk ikut melakukan pelanggaran ruang. (bener gha?)

Pelaksana peraturan, adakah sanksi tegas yang telah dijalankan dari peraturan nasional dan daerah mengenai pelanggaran? berbagai anggaran dikeluarkan untuk melakukan kajian atau penelitian untuk membuat aturan-aturan tersebut. tapi adakah pelaksanaan sanki??? duuh apa jadinya negara tanpa aturan dan pelaksanaan, padahal anggaran-anggaran itu sebagian kecil dikeluarkan dari kantong saya dan anda..dalam bentuk pajak-pajak.

Kalau hanya menjadi kertas dokumen atau project yang basi/ tidak menjadi apa-apa juga, trus kemana saja hidup (waktu) kita yang hanya sekali ini, kalau hanya untuk mengerjakan sesuatu hal yang kedepan tidak ada gunanya dan memberikan manfaat kepada penerus, padahal kita senang sekali membuat "penerus"..?

Alam hanya dikorbankan, demi apapun kepentingan itu, untuk di-konservasi, untuk di langgar atau dimamfaatkan demi keuntungan (komoditas). Untuk apa lingkungan harus tetap dikorbankan? Lingkungan tempat hidup manusia akan terus ada, meskipun manusia telah berganti generasi, apakah menjadi "aji mumpung" (hidup cuma sekali)? karena hidup yang hanya sekali dan lingkungan yang tidak dapat langsung merespon, tetapi respon yang tidak langsung dan akan diraih kemudian hari, bencana???? mari menyongsong bencana dan menikmati hidup yang tiada arti..! sungguh indah nya prilaku hidup kita yang hanya sekali ini..dan rusak..

1 komentar:

Moes Jum mengatakan...

jawaban paling pas pada posting ini adalah: "JANGAN LANJUTKAN BANGUN SEMBARANGAN!!!"